Tuesday, May 14, 2013

Pintar Mengelola Hutang

Siapa sih yang bisa bilang dengan bangga "Saya hidup selama ini sama sekali tidak punya hutang!" sepertinya diantara beberapa juta orang hanya segelintir yang bisa bilang seperti ini. Mempunyai hutang sebernarnya bukanlah hal yang negatif selama kita bisa mengatur dan mengendalikan "hawa nafsu" untuk berhutang.

Tahan Godaan

Berbagai macam penawaran hutang dari berbagai macam tempat sekarang marak muncul, mulai dari tawaran hutang lewat marketing, flyer, bahkan hingga lewat telepon dan sms. Itupun masih dengan iming-iming proses cepat, bunga rendah, hadiah langsung, sampai kredit tanpa agunan.

Tahan nafsu anda, jangan karena semua kemudahan yang ada membuat anda terlena untuk meminjam yang tidak sesuai kebutuhan. Ambil hutang atau kredit dengan proyeksi akan dipakai apakah kredit ini, dikarenakan kebutuhan mendesak, investasi jangka panjang seperti membeli rumah atau tanah, atau untuk modal usaha itu adalah sah-sah saja.

Tetapi kalau bisa jangan gunakan fasilitas kredit yang ada hanya untuk foya-foya atau konsumtif untuk membeli barang yang sebenanya anda tidak perlu tapi hanya perlu untuk menaikkan gengsi, what a waste. 

Hitung dengan Benar

Selama ini banyak orang, terutama orang dengan gaji tetap setiap bulan yang terjebak dengan hutang karena mereka salah menghitung. Kenapa dibilang salah menghitung dikarenakan mereka mengukur kemampuan "berhutang" mereka bukan dari berapa besar mereka berhutang tapi dari berapa besar angsuran setiap bulan yang cukup dan bisa dipotong dari gaji mereka.

Hal ini sebenarnya riskan karena dengan hanya menghitung angsuran yang sanggup di bayar setiap bulan kita merasa berhutang adalah hal yang sepele karena bisa ditutup dengan gaji, hal ini tidak menutup kemungkinan akan muncul hutang-hutang baru karena pemikiran "Ah. gaji saya masih mencukupi untuk bayar angsurannya."

Lebih Baik Satu daripada Banyak

Hal ini yang sering saya lihat dari teman-teman saya sendiri. kebetulan perusahaan kami sering mendapatkan tawaran kerjasama kredit untuk karyawan dari berbagai macam Bank dengan Plafond atau nominal lumayan dan tanpa agunan. 

Maka setiap ada kerjasama yang deal maka berbondong-bondonglah mereka untuk berhutang, detiap ada kesempatan tanpa mengukur kemampuan dengan alasan "mumpung ada yang ga ribet dan tanpa agunan", walhasil keteteran lah mereka untuk bayar angsuran setiap bulannya. bahkan ada yang nyaris tidak bergaji karena gajinya habis dipotong angsuran hutang.

Apabila sudah telanjur memiliki banyak tempat berhutang, hal yang paling ideal adalah menjadikan utang itu di satu tempat. Lunasi hutang-hutang kecil anda terutama yang memiliki bunga lumayan tinggi diantara yang lain, jadikan satu. Hal ini akan membantu anda supaya uang anda tidak habis untuk membayar bunga pinjaman dibanyak tempat, sementara pokoknya hanya sedikit berkurang.

Coba anda hitung lagi, walau angsuran terlihat besar lebih menguntungkan berhutang di satu tempat dengan nominal lumayan dibandingkan berhutang kecil tapi di banyak tempat.

Kredibilitas Anda dipertaruhkan

Menumpuknya hutang dan dibarengi dengan tersendat-sendatnya pembayaran mempengaruhi kredibilitas anda, jangan pernah anggap enteng! karena kita tidak pernah tau apa yang terjadi di masa depan saat kita benar-benar membutuhkan kredit.

Dengan andanya pelaporan SID (sistem informasi debitur) di setiap Bank, membuat rapor kredit kita muncul lewat BI Checking atau IDI history, maka jangan heran apabila suatu saat kita mengajukan kredit pada satu lembaga keuangan permintaan anda ditolak karena "rapor kredit" anda jelek terdapat kredit bermasalah di bank tertentu atau dianggap beban hutang anda terlalu besar dibanding pendapatan anda.




No comments:

Post a Comment